Selasa, 20 Agustus 2013

Pemerintah Mesir Akui Bunuh Tahanan Ikhwanul Muslimin


Kondisi Mesir saat rusuh (Foto: CNN)Kondisi Mesir saat rusuh (Foto: CNN)
KAIRO - Pemerintah Mesir mengakui bahwa pihak keamanan mereka melakukan penyerangan yang menewaskan 36 anggota Ikhwanul Muslimin, yang ditahan di Penjara Abu Zaabal. Menurut militer, kematian itu adalah konsekuensi upaya tahanan yang ingin melarikan diri.

Berita mengenai kematian para tahanan Ikhwanul Muslimin ini merebak di saat protes pendukung mantan Presiden Mesir Mohammad Morsi mulai mereda. Protes yang terjadi sejak pekan lalu, telah menewaskan lebih dari 1.000 jiwa yang sebagian besar korban adalah pendukung Morsi dan Ikhwanul Muslimin.

Pada Minggu 18 Agustus 2013, kelompok Ikhwanul Muslimin memutuskan untuk meredakan ketegangan. Mereka membatalkan beberapa rencana protes melawan pemerintah baru bentukan militer Mesir tersebut.

"Kematian mereka merupakan konsekuensi dari upaya melarikan diri dari kelompok Islamis (Ikhwanul Muslimin)," pernyataan Kementerian Dalam Negeri Mesir, seperti dikutip Associated Press, Senin (19/8/2013).

Mengenai kematian 36 tahanan Ikhwanul Muslimin itu, Pemerintah Mesir mengeluarkan detail keterangan yang rancu. Mereka sempat mengatakan, korban tewas akibat menghirup gas air mata ketika hendak melarikan diri. Namun beberapa saat kemudian, mereka menyebutkan korban sudah tewas di dalam penjara ketika dievakuasi.

Sementara pihak Ikhwanul Muslimin menyebutkan kematian dari 36 orang itu adalah sebuah pembunuhan. Mereka menyebutkan jumlah korban mencapai 52 jiwa dan ditembaki peluru tajam serta gas air mata, ketika masih berada di dalam mobil tahanan.

Insiden ini merupakan pembunuhan massal keempat yang terjadi sejak militer mengendalikan pemerintahan pada 3 Juli 2013 lalu. Tetapi, ini yang pertama kalinya korban tewas berada dalam tahanan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar